Autobiografi Zanetti part V :
Tentang Giancinto Facchetti.
Fans dari warna ini akan mengatakan padamu, bahwa tidak cukup hanya dengan bermain untuk waktu yang lama, tidak cukup hanya dengan mencium jersey setelah mencetak gol, tidak cukup hanya dengan kata2 yang membuat semua fans melayang ke bulan. Fans, termasuk di Italia ( juga dari negara latin lainnya ), ini adalah pertanyaan yg berbatasan dengan filsafat. Kerap kali definisi ini sedikit disalahgunakan, bahwa dikatakan, menjadi fans adalah sebuah takdir, Saya fikir ini lebih ke gaya hidup. Untuk ini, saya merasa langsung jatuh cinta pada Inter, karena ini adalah saya dan memang seperti saya, karena di klub ini, disana ada pengorbanan dan ide yang tidak ada di tempat lain.
Inter berbeda, Inter selalu bergerak melawan arus , tidak pernah melibatkan dirinya dalam permainan kekuasaan, Inter adalah transparant. Saya mengerti sejak pertama kali menginjakkan kaki ke Appiano Gentile. Dan saya berterimakasih kepada Giacinto Facchetti, kapten dari semua kapten, panutan, simbol, dari semua pemain hebat.
Memiliki orang seperti dia sebagai pembimbing sekaligus teman adalah sebuah anugerah. Dia mengajarkan padaku apa artinya mengenakan jersey Inter, dan menjadi Interista adalah lebih dari sekedar fan, ya, dia mengajarkanku tentang sepakbola, tapi ada yang lebih penting : kesetiaan, sportifitas, kejujuran dan selalu menghargai supporter bahkan juga lawan. Kualitas penting untuk menjadi pemain Inter, dan itu Giacinto, setiap hari dia selalu menyampaikan pada kita, walaupun terkadang semuanya tampak seperti berbalik melawan kami.
Itu dalah hari yang menyedihkan, 4 september 2006, itu adalah hari dimana inter kehilangan pembawa benderanya, seorang pemimpin, dan untuk semua sepakbola, tidak hanya di Italia, kehilangan sosok yang tidak hanya hebat di lapangan tapi juga di kehidupan sehari2.
Pengorbanan, semangat dan dedikasi untuk waktu yang lama dalam melayani Inter, bagaimanapun tetap utuh. Sampai dengan sekarang, untuk kita semua Interisti, Giacinto selalu hadir bersama kita walupun tidak lagi secara fisik. Bukan hanya kebetulan setiap kemenangan selalu kita persembahkan untuknya, bukan hanya kebetulan dia selalu menjadi panutan dan contoh untuk diikuti. Karena Giacinto telah menjadi gambaran dari Inter.
To be continue....
Sumber : buku autobiografi Zanetti "Captain and a Gentleman".
Inter berbeda, Inter selalu bergerak melawan arus , tidak pernah melibatkan dirinya dalam permainan kekuasaan, Inter adalah transparant. Saya mengerti sejak pertama kali menginjakkan kaki ke Appiano Gentile. Dan saya berterimakasih kepada Giacinto Facchetti, kapten dari semua kapten, panutan, simbol, dari semua pemain hebat.
Memiliki orang seperti dia sebagai pembimbing sekaligus teman adalah sebuah anugerah. Dia mengajarkan padaku apa artinya mengenakan jersey Inter, dan menjadi Interista adalah lebih dari sekedar fan, ya, dia mengajarkanku tentang sepakbola, tapi ada yang lebih penting : kesetiaan, sportifitas, kejujuran dan selalu menghargai supporter bahkan juga lawan. Kualitas penting untuk menjadi pemain Inter, dan itu Giacinto, setiap hari dia selalu menyampaikan pada kita, walaupun terkadang semuanya tampak seperti berbalik melawan kami.
Itu dalah hari yang menyedihkan, 4 september 2006, itu adalah hari dimana inter kehilangan pembawa benderanya, seorang pemimpin, dan untuk semua sepakbola, tidak hanya di Italia, kehilangan sosok yang tidak hanya hebat di lapangan tapi juga di kehidupan sehari2.
Pengorbanan, semangat dan dedikasi untuk waktu yang lama dalam melayani Inter, bagaimanapun tetap utuh. Sampai dengan sekarang, untuk kita semua Interisti, Giacinto selalu hadir bersama kita walupun tidak lagi secara fisik. Bukan hanya kebetulan setiap kemenangan selalu kita persembahkan untuknya, bukan hanya kebetulan dia selalu menjadi panutan dan contoh untuk diikuti. Karena Giacinto telah menjadi gambaran dari Inter.
To be continue....
Sumber : buku autobiografi Zanetti "Captain and a Gentleman".
0 komentar:
Posting Komentar