CAPTAIN AND A GENTLEMAN (KAPTEN DAN PRIA SEJATI) BAGIAN 4



Autobiografi Zanetti part IV :

Menuju Milan bersama L’Aviocinto

Di suatu sore ketika kami mengadakan tour di Afrika selatan bersama timnas Argentina, Daniel Pasarella mengetuk pintu kamarku. “ Javi, Inter ingin membelimu.” Dia mengatakan dalam satu tarikan nafas, tanpa memberikan waktu bagiku untuk tahu dia sedang bercanda atau tidak.”Inter..?? Inter Milan..?? tim dimana kau pernah bermain..?? tim yang mengalahkan Indepediente dua kali..?? tim dimana Matthaus bermain..??” Ya, tepat, tidak ada tipuan, tidak ada yang sedang bercanda. Pria yang menemukanku tidak lain adalah mantan pemain besar Argentina dan juga mantan pemain dari Inter : Antonio Valenti Angelyllo. Dia melihatku saat bermain bersama Banfield dan melaporkan ke manajemen Inter, saya tahu Inter sedang “berburu” pemain di Argentina, tapi di masa itu, nama mengarah ke pemain bertalenta seperti Daniel Ortega dan Sebastian Rambert, jadi ketika Pasarella memberitahukan hal tersebut, itu seperti datang entah darimana, saya langsung menghubungi agenku, semuanya benar, Inter menginginkan saya, yang tersisa hanyalah tanda tangan saya, dan jalan menuju ke Italia telah terbuka.
Di satu sisi ada kebahagiaan karena saya sudah begitu dekat untuk bermain dengan salah satu tim terbaik di dunia, di sisi lain, ketakutan untuk meninggalkan kampung halaman, keluargaku dan terutama Paula. Dia masih sangat muda, masih bersekolah, dan tentu saja tidak diizinkan untuk mengikutiku ke Italia. Saat itu saya mengalami hari2 yang sulit, tapi saya juga sadar akan tawaran itu, mungkin, tidak akan pernah datang lagi, dan lalu saya mengambil bola, melakukan lompatan, dengan keyakinan untuk mengejar takdir.
Beruntung, saya mendapat waktu 2 bulan untuk menyiapkan semuanya, dan tidak sendirian dalam petualangan baruku. Selain saya, Inter juga mendatangkan Sebastian Rambert , nama panggilannya L’Aviocinto, yang juga teman temanku di timnas Argentina. Banyak yang mengatakan kami dibeli dalam “satu paket”, itu tidak benar, pertama, Sebastian dan saya tidak bermain di klub yang sama, kedua, Inter membeli kami di waktu yang berbeda, bukan dalam satu paket. Ini mungkin hal sepele, tapi bagi saya ini sangat penting. Fakta, bahwa saya adalah pembelian pertama dari Masimo Moratti. Banyak kritik datang dari fans, begitu mereka mendengar nama saya. “ Moratti berkata dia akan mengembalikan kejayaan Inter di masa lalu dan kemudian dia mendatangkan Zanetti.”Setelah semuanya, saya masih pemain yang tidak terkenal. Moratti, bagaimanapun, sangat menginginkan saya, dan saya fikir, namaku tidak cukup terkenal untuk bisa memberikan imajinasi kepada fans.
Selain Rambert dan saya, Roberto Carlos, juga tidak cukup terkenal pada saat itu, dan Paul Ince, salah satu pemain tengah terbaik di Eropa, tiba di Inter. Pada masa tersebut, tiap tim hanya bisa menurunkan 3 pemain asing, dan kami berempat. Karena itu, mulai dari awal, ada yang berkata bahwa saya akan dipinjamkan ke tim lain. Rambert telah dipromosikan melalui koran dan tv, mereka secara berulang2 menyiarkan gol terkenalnya di liga Argentina. Roberto Carlos, merupakan salah satu pemain muda yang menjanjikan di dunia sepakbola ( dan dia telah membuktikannya di masa depan ). Ince, terkenal karena permainannya bersama Manchester United. Dan Zanetti..?? tidak ada yang tahu siap dia. Meskipun begitu, saya tetap berada di Inter, saya bermain, manajemen mengatakan dengan tegas bahwa mereka tidak memiliki keinginan untuk meminjamkan saya ke tim lain, mereka percaya padaku, percaya pada potensi saya. Maradona juga datang membantu, didalam sebuah wawancara, dia mengatakan. “ Pembelian terbaik Inter adalah mendatangkan Zanetti”. Mulai sejak itu saya mulai percaya pada kemampuan yang saya miliki.
Saya langsung merasa nyaman berada di Italia, walaupun kesepian, karena keluargaku dan Paula masih berada di Argentina. Ini karena budaya dan mentalitas, Italia dan Argentina, tidaklah jauh berbeda. Satu-satunya perbedaan diantara kedua negara adalah watak, kami orang Argentina lebih sabar, tenang, kami senang menikmati waktu lebih lama, tapi di Italia semua orang seperti terburu-buru, berkumpul untuk menikmati kopi di Buenos Aires, itu berarti berbicara tentang banyak hal hingga setengah sampai satu jam, di Milan, semua berakhir dalam 5 menit, dan lalu selamat tinggal, semua orang kembali melanjutkan aktivitasnya

To be continue...

Penulis : Juahdoor Travel ~ Sebuah blog yang menyediakan berbagai macam informasi

Artikel CAPTAIN AND A GENTLEMAN (KAPTEN DAN PRIA SEJATI) BAGIAN 4 ini dipublish oleh Juahdoor Travel pada hari Minggu, 03 Februari 2013. Semoga artikel ini dapat bermanfaat.Terimakasih atas kunjungan Anda silahkan tinggalkan komentar.sudah ada 0 komentar: di postingan CAPTAIN AND A GENTLEMAN (KAPTEN DAN PRIA SEJATI) BAGIAN 4
 

0 komentar:

Posting Komentar