Giacinto adalah seorang raksasa yang penuh dengan respect. Seseorang yang tidak akan menghabiskan nafasnya hanya untuk kata-kata, karena dia tidak akan melakukan banyak hal hanya untuk membuat dirinya dimengerti, dan tidak menyukai dirinya menjadi sorotan. Pria yang berani, juara dari kejujuran dan kemurnian. Seseorang yang tidak akan pernah menundukkan kepalanya padakekuasaan, baginya yang terpenting adalah cukup untuk menuruti aturan. Dia memiliki buku diary, di bagian pertama tertulis kalimat : “ Semakin kita mempercayai keberadaan kita semata-mata tergantung pada tindakan kita, maka semuanya akan menjadi mungkin.”
Saya sangat bangga memakai ban kapten dari Inter, terutama setelah tahu ban kapten tersebut pernah dikenakan oleh seseorang seperti Facchetti. Kepuasan terbesar disebut sebagai pewarisnya, tidak ada lagi pujian yang bisa lebih tinggi. Seuah hubungan kuat perlahan telah terjalin diantara kita, kami saling mengerti satu sama lain, tanpa harus banyak bicara. Dia pernah bercerita padaku, pertarungan hebat antara Inter dan Indepediente di tahun 60’an, ”pertarungan yang hebat, terutama di Argentina.” Dia bercerita sambil mengingat kembali pertarungan yang keras di Doble Visera. Pada tahun itu, kamera tidak bisa “menguasai” seluruh lapangan, ketika hampir semua cara “diizinkan” untuk menghentikan lawan. Dan di masa itu, pemain Argentina terkenal sedikit kasar, begitu juga dengan cara mereka berbicara, fans juga tidak terlalu jauh berbeda, orange di Doble Visera, suka menghina dan juga mengancam. Saat itu saya mulai mengerti Inter yang “sebenarnya” dan yang terpenting, arti menjadi Interisti. Lencana, sejarah dan yang terutama adalah perasaan, cinta dan semangat.
Selama beberapa tahun, Facchetti adalah pensupport yang penting untuk semua pemain Inter, dia memiliki kata2 yang bagus untuk semuanya, dia selalu tahu bagaimana caranya menyelesaikan situasi yang sulit dan menekan tombol yang benar untuk membuat kami memberikan sesuatu yang lebih dari sebelumnya. Dia selalu mengajarkan pada kami untuk tidak menyerah di keadaan yang sulit, dan tidak menjadi besar kepala saat semuanya telah menjadi baik.
Berita tentang penyakit yang diderita olehnya seperti pukulan bagi kami. Datang pada saat inter sedang kembali membangun tim, setahun sebelumnya, yang penuh dengan “calciopoli”, dan akhirnya keadilan memberikan kami sebuah jawaban. Tapi Giacinto tidak memiliki pertanyaan yang bersifat dendam, dia sangat menghormati peraturan. Saya mengunjunginya beberapa kali di rumah sakit, berharap akan ada keajaiban yang datang. Setiap orang, mulai dari pemain hingga para pekerja di gudang, selalu berada disisinya. Pada saat itu kami hanya memikirkan untuk memberikan sesuatu kepadanya, kesempatan datang pada tanggal 27 agustus 2006, The Italian Super Cup menghadapi Roma. Sehari sebelum pertandingan saya membuat sebuah janji : “Giacinto, saya barjanji akan kembali datang kemari dengan sebuah Trophy.” Pertandingan melawan Roma tidak seperti pertandingan sepakbola pada umumnya, ada sesuatu yang luar biasa terjadi selama pertandingan yang berlangsung selama 120 menit. Kami tertinggal 3-0, lalu di babak kedua, semuanya berubah, kami menjadi tim yang sebenarnya. Dua gol dari Viera dan sebuah gol dari Crespo menjadikan skor 3-3, dan di waktu tambahan, Figo menguncinya yang memberikan kami kemenangan. Saya tidak tahu hal aneh seperti apa yang terjadi setelah permainan yang sangat buruk di babak pertama, yang saya tahu, setiap dari diri kami bermain bukan hanya untuk mengincar kemenangan, tapi untuk memberikan trophy pada giacinto.
Hari berikutnya, saya datang ke rumah sakit bersama dengan trophy “ Ini untukmu.” Saya katakan, dan dia tersenyum dengan sisa tenaga yang masih ada padanya. Senyum itu tidak terlupakan, masih menyala pada saya dan tetap tinggal bersamaku, selalu dan dimanapun.
To be becontinue...
0 komentar:
Posting Komentar