CAPTAIN AND A GENTLEMAN (KAPTEN DAN PRIA SEJATI) BAGIAN 3






Autobiografi Zanetti Part III

Walaupun saya telah meninggalkan lapangan sepak bola selama setahun, tapi tidak hilang keinginan untuk kembali bermain. Terlepas dari krisis kecil dan pemikiran yang terus menerus , saya putuskan untuk kembali ke pertandingan. Kita harus selalu berdiri tegak walaupun di situasi yang sulit. Ini adalah pelajaran yang saya dapat pada masa tersebut, dan tidak akan saya lupakan. Saudara laki-lakiku, Sergio, yang pada saat itu adalah pemain yang baru saja muncul, memberikan kesempatan padaku untuk kembali ke pertandingan. Dia bermain untuk Talleres, tim kecil dari selatan Buenos Aires, Remedios de Escalada, tidak jauh dari Lanus, tempat dimana Maradona menghabiskan masa kecil, dan sekarang menjadi pusat dari yayasan PUPI.

Saya tidak ingin berada disana karena Sergio atau kata2 dari seseorang, jadi ketika Sergio telah dijual ke tim lain, saya mulai mengambil Bola, mempersenjatai diri dengan sepatu dan dengan tekad yang besar. Saya menghabiskan musim pertama bersama tim junior, divisi 4, di Indepediente saya hampir selalu bermain sebagai striker luar, sangat cocok dengan karakteristik yang saya miliki. Aku selalu suka menggiring bola menuju ke arah kotak pinalti dan memberikan umpan silang. Dari tangan ke tangan saya kembali ke posisi semula, gelandang dan terkadang juga menjadi defender. Konsentrasi akan peran baru datang di musim selanjutnya, ketika saya dipromosikan ke tim utama, bermain di Nacional B, sama halnya dengan Serie B di liga Italia. Membuka pintu menjadi pemain profesional untukku.

Bagaimanapun, masalah utamaku, pada saat itu, diluar dari sepak bola. Saya juga berfikir untuk membawa pulang roti ke rumah, saya selalu menolong keluargaku, dan fakta bahwa saya sekarang mulai kembali bermain sepak bola tidak akan menghentikan langkahku untuk membantu di rumah. Jadi saya menemukan pekerjaan baru, dari pukul 4 sampai pukul 6 pagi saya menjadi pengantar susu, pergi dari rumah ke rumah untuk mengantar botol dan setelah itu saya pergi ke sekolah, lalu di sore hari saya berlatih. Pengorbanan ini hanya bertahan saat saya bermain di tim junior, ketika dipromosikan ke tim utama, manajer mengatakan bahwa saya tidak bisa melanjutkannya lagi, tapi saya membutuhkan uang untuk membantu keluarga, mereka mengatakan tidak perlu khawatir, dan datanglah kontrak profesionalku yang pertama.Musim pertama sangatlah baik, total 17 pertandingan, yang membuatku termasuk dari pemain2 muda terbaik di liga.

Kemudian ada sesuatu yang terjadi diluar area. Saya berkenalan dengan Paula saat masih bermain di Talleres, dan dia nantinya akan menjadi wanita yang paling kucintai di dalam hidupku, sama seperti cerita di tiap dongeng yang berakhir dengan bahagia. Bisa mendapatkannya saya dibantu oleh seorang teman, Roberto, dia dan Paula belajar di sekolah yang sama. Dibantu oleh Roberto, saya memberanikan diri untuk bertemu dengannya. Singkatnya, setelah kencan tersebut, saya berusia 18 tahun dan Paula berusia 14 tahun, kami selalu bersama dan tidak pernah terpisahkan.
Saya kembali bermain bola, tidak perlu lagi bekerja untuk membantu keluarga dan bahkan menemukan cinta. Pengalaman di Talleres adalah salah satu moment terbaik di dalam hidupku. Di musim panas 1993, saya menerima banyak tawaran, banyak klub yang menginginkan jasa dariku, termasuk Banfield.

Tentu saja saya tidak memakai seragam dari Indepediente, tapi klub yang berbeda, saya memakai seragam Banfield ( tim yang selalu mendapat tempat dihatiku ). 2 pelatih, Oscar Lopez dan Oscar cavallero memberikan jersey dengan no punggung 4, dan sejak dari pertama hingga sekarang saya tidak pernah melepaskannya. Di November 1994, Daniel Pasarella, Pelatih tim nasional Argentina memasukkan nama saya ke dalam skuad untuk pertama kali, ini seperti khayalan, saya mempunyai kesempatan dan kehormatan untuk memakai jersey Albiceleste. Pertandingan pertamaku tidaklah jelek : 3-0 menghadapi chile di Santiago pada 16 November 1994. Saya menyelesaikan musim dengan 37 penampilan dan sebuah gol di divisi utama, dengan semua yang telah dijalani, kini saya dipanggil El Tractor. Di Argentina, hampir semua pemain memiliki nama panggilan : El Cuchu, El Cholo, El Jardinero, El Pacho. Ini adalah karena Victor Hugo Morales, penyiar legendaris yang memberikkan nama tersebut untukku.

Di musim kedua bersama Banfield, saya bermain di starting lineup dan juga hampir menjadi pemain tetap di tim nasional. Di tahun tersebut saya pernah bermain dengan Julio Cruz, di masa itu dia adalah striker muda yang menjanjikan dan baru saja meniti karir sebagai pemain profesional. Siapa yang menyangka, bertahun2 kemudian, kami akan bertemu sebagai tentara di klub yang sama, dengan seragam biru hitam.

Sumber : buku autobiografi Zanetti "Captain and a Gentleman".
To be continue....

Penulis : Juahdoor Travel ~ Sebuah blog yang menyediakan berbagai macam informasi

Artikel CAPTAIN AND A GENTLEMAN (KAPTEN DAN PRIA SEJATI) BAGIAN 3 ini dipublish oleh Juahdoor Travel pada hari Jumat, 01 Februari 2013. Semoga artikel ini dapat bermanfaat.Terimakasih atas kunjungan Anda silahkan tinggalkan komentar.sudah ada 0 komentar: di postingan CAPTAIN AND A GENTLEMAN (KAPTEN DAN PRIA SEJATI) BAGIAN 3
 

0 komentar:

Posting Komentar